Saturday, June 9, 2018

Seorang Pemimpi

"Seorang pemimpi yang tidak cukup puas dengan kesenangan-kesenangan yang mudah.  Yang mencari-pertama-tama-bukan penampilan, tapi denyut kehidupan di bawah permukaan kulit.  Seorang pemimpi yang terpesona pada hal-hal yang sepele"
-
Avianti Armand, "Arsitektur yang Lain", hal. 41
-
Pernahkah kamu menjadi si Pemimpi seperti tulisan di atas? Saya pada awalnya selalu begitu.  Sampai kehidupan sehari-hari mengantarkan pada realitas yang membosankan, kusam, dan jauh dari 'denyut kehidupan di bawah permukaan kulit'. Tapi yang membosankan dan keras itu seperti pengantar untuk tambah meyakini, kalau keajaiban dan keindahan itu ada.

Seperti suatu masa di mana saya pake royco dan sasa untuk masak.  Lalu kembali menyadari.  Tidak ada yang seenak kaldu rebusan daging ayam bagian dada.  

Terus masih pake royco ga sekarang? Masih 😁 demi penghematan.  Tapi jadi makin yakin, kalau harga dari asli itu sesuatu yang pantas dibayar harganya.  Dan jadi makin pengen mewujudkan, suatu hari 'tega' masak kuah bening pake ayam kampung. Buat kita2 orang dewasa, bukan cuma buat Keanu doang. Pake minyak wijen Yuen Yick yang sebotol empat puluh ribu. Bukan minyak wijen label merah yang sebotol cuma sebelas ribu, dituang ampe dua sendok makan baru ada rasanya 😂

Semoga si Pemimpi itu selalu ada berdiam dalam diri ini. Dan bisa ketuk pintu kalau sewaktu-waktu saya lupa.




No comments:

Post a Comment