Wednesday, April 15, 2015

Writer Workshop,Room to Read and Litara

Workshop ini diadakan di Lembang,San Gria, 27-30 Januari 2015. Diadakan oleh Room to Read bekerja sama dengan Litara yang semakin hari semakin menginspirasi saya.

Saya adalah wakil dari Litara bersama 6 orang lainnya. Agak mengejutkan juga bagi saya, "nyangkut" di writer workshop. Ini bukan tanpa usaha loh,karena penyaringan peserta workshop dimulai dari kompetisi menulis cerita anak sebanyak 200 kata.sama skali bukan perkara mudah. 200 kata itu dikit banget.Supaya lebih 'menjual' di mata para juri, tentu saja saya kasih gambar,jd picture  book 24 halaman.walau saya ragu itu ngaruh.Para editor Litara bukanlah orang2 yang mudah dialihkan fokusnya....hehee...

This workshop is very precious for me.Materinya "dalam", dan saya bertemu dunia (termasuk teman2) baru yang  ternyata saya nantikan kemunculannya ;)

Ini adalah share saya tentang materinya. Semoga cukup jelas terbaca tulisan tangan saya.






Habiskan kuota mu!-Maret 2015


When the baby’s born, I loose freedom, I loose values that I thought I won’t sacrifice, I loose quality time with my hubby, sisters, and parents, or you can simply say I’m lost.

Membesarkan anak adalah sebuah investasi yang kita tidak bisa tahu dimana ujungnya. Bagi cewek modern yang kenal kuliah, mall, dan pernah berpenghasilan, tinggal di rumah membesarkan anak is an everyday question:
”What the h*ll am I doing here? Do I look like a mop? (Karena udah kelima kalinya membersihkan berbagai tumpahan)
“Apakah ini sebanding dengan apa yang gue korbankan?”

Walaupun sebenarnya kamu sedang membesarkan seorang anak manusia. Walaupun siapapun tahu, pahlawan terbesar dimuka bumi inipun suatu hari pernah juga jadi bayi dan balita.

Tetap saja, begitu susah menilai diri sendiri.... sebagai seorang ibu. Sebagai manusia yang punya mimpinya sendiri.

Lakukanlah yang terbaik apa yang ada depanmu. Bring your best capabilities. Habiskan kuotamu! Nobody know, it will bring you somewhere. Pel kotor? Cuci! Makanan dilepeh-lepeh? Besok bikin lagi! Ada kontes yang selama ini beda dengan keahlianmu? If it’s feels right, why not try it?
If you don’t know where to go, any road will get you there.

I always try to find some place I might fit in. And somehow, I guess I see a light.  Tuhan tidak menutup mata. 

Jadi, untuk saya, Tuhan mengajar saya dengan tahun-tahun yang telah lewat. Ia ijinkan saya menelaah kembali hidup saya. Buat apa kedua tangan ini. Buat apa otak ini. Bukan ‘cuma’ untuk memikirkan karir. Uang. Mengejar kenyamanan hidup.. Tapi pertama-tama, untuk merawat kehidupan. Tanganku, harus belajar memasak. Harus belajar membersihkan, harus tega memegang feses, harus mau menyedot ingus. Otakku, harus mampu memikirkan menu seminggu. Harus bertahan terhadap gempuran emosi. Harus mampu memeluk dan menghibur si kecil, saat kemarahan dan tangis sebenarnya menggelegak di dalam.


Then after years,I must say, for moms who choose staying at home.... Let’s not loose our faith. Your little one deserve you. (Ur time, Ur money, ur energy, ur nap, ur missed lunch/dinner/breakfast, Ur cook, Ur funny face, Ur kiss on her boo boo) I guess at least until they are about 5 years old, as my mother in law told me. Until now I’m still not very sure, does my investment having a good portfolio, but well, I choose to keep it with me.  Hold it tight.

Happy Second Mother Birthday-around Sept 2013

I'm thinking a lot putting this post on the blog. It feels too personal. But hey,I already suffered for about 2 years becos I'm thinking I'm the only one who think such a thing like this. When my son already going to school and I meet more people(Moms), then I know these feelings are normal.But, it can be a monster if you do not have any ventilation. I wish I knew sooner that it's okay to hate some part of my duty as a mother. Cos anyway, I knew that it's just temporary. Soon my boy will be a big kid, and I don't want to feel sorry for things i don't do for him just because I'm whining for myself on his early years. So here it is. Mothers of toddler years, be strong and have fun. You're not crazy at all.

If there’s something can affect me so much, it’s having a kid.
Dualisme sakit dan gairah bangga/senang adalah sensasi yang terjadi, persis seperti peristiwa kelahiran. 

He robed my budget for buying chick-lit and useless-small pretty things.
He caused me ended up in a 1 year-without-haircut

Dia menjauhkan gue dari cat,pensil, scanner, browsing beautiful things, dan membuat gue mempertanyakan keberadaan gue sebagai makhluk berkemampuan kerja profesional.

He tested my endurance. On  10 pm he falls asleep. I’m going out. Eat a full plate of rice. On  11 he cries. I breastfeed, and he sleeps again. I’m going out again. Cook some vegetables and onion for his breakfast. And he cries again. I made him some milk. And he asleep. I opened the door, and he cries again. There goes my midnight me time, and the breakfast that haven’t done yet. What I hate most, when the boy already wake up early in the morning, and there's no food to eat.

If there’s something I wanted to tell, it will be:”Hey world, I’m excruciatingly in pain!”

On this point,
Would you change it with……

living abroad, maybe?in a beautiful apartment, going fabulous place with Sam?
“no”

Noted as a gifted illustrator, received wide publication, and traveling around the world?
“no”

Got a job for ur own children storybook, paid very well?
“no”

If you ask me, yes I hate it so much, but will I trade it with something else? My answer is,
 No, no.


Kata Float dalam lagu “Sementara”,

Percayalah hati lebih dari ini
Pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah lara
Jangan henti disini



Happy second mother birthday. To me.

Let's Try It - Desember 2014

Ketika memandang wajah anak lelakiku yang hampir berumur 3 tahun, beragam perasaan campur aduk dalam hatiku.  Bangga dan terharu,bahwa anak ini bisa mencapai milestone-milestone pentingnya, dalam 3 tahun pertama hidupnya.  Bertumbuh menjadi manusia kecil, bicara sangat lancar, berjalan, melompat, berlari, makan sendiri, hampir lulus sebagian toilet training... pencapaian-pencapaian ‘kecil’ dalam kurun waktu hidupnya, yang akan berpengaruh banyak untuk masa dewasanya.

Sejak Keanu berumur 2tahun 9 bulan, saya berusaha mengembalikan separuh dari aktivitas saya dulu, ketika belum mempunyai anak.  Amat tidak mudah mengatur waktu untuk bisa fokus dan produktif, sementara distraksi pekerjaan rumah tangga dan urusan anak selalu ada saja. In the daylight, nyaris tidk mungkin bagi saya duduk manis di depan komputer, karena Keanu pasti memanjat dan minta diputarkan film down load-an. Beberapa kali saya mencoba untuk bekerja di luar. Di coffee shop(warung kopi) dekat rumah, membawa berkas-berkas yang bisa saya selesaikan secara manual, sambil menunggu waktu 2-3 jam berlalu dan tergesa pulang ke rumah.  Ada kalanya untuk urusan yang lebih panjang, saya berada hampir 7 jam di luar rumah, yang artinya Keanu bersama Bibi selama itu.

Suatu hari, setelah hampir 2 bulan beraktivitas di luar rumah, yang satu perasaan yang mendominasi: Perasaan tidak nyaman meninggalkan Keanu di rumah dalam waktu yang lama, hanya dalam pengawasan si bibi.



Kalau bisa memilih, ingin sekali bisa bekerja di rumah, Keanu  tidak apa dipegang orang lain, tapi saya kan bisa melihat dan mendengar apa yang dia lakukan. Hari ini dan kemarin, syukur puji Tuhan, Keanu membiarkan saya dan ayahnya mengerjakan administrasi proyek hampir 3 jam nonstop. Sebelum jam 13.00 siang, jam ngantuknya, ia tidak terlalu rewel ingin sama2 duduk di meja kerja. Ini buat saya ideal sekali. Setengah hari, untuk permulaan, sudah cukup. 

Ada banyak kali saya ingin mundur saja

Ada banyak kali saya ingin mundur saja dari segala urusan nggambar, buku cerita, kesenangan saya sama acara-acara diskusi,gathering, seminar tentang penerbitan/nulis/nggambar.  Karena banyak yang komen, itu ga keren.Udah ga keren, ga menghasilkan sesuatu lagi. Seakan-akan itu hanya pengisi waktu yang ga bertujuan buat apa dan mau kemana.

Apakah diri saya berarti hanya ketika saya punya value? I value a true friend who can see the real quality inside me without have to wait that quality speaks quantity. Quantity di sini bisa diartikan sebagai penghargaan,materi, dsb.

Sebuah ide, sebuah peneropongan kita akan arah kita sendiri, kadang panjang jalannya. Ketika kita mengeluarkan ide yang masih rapuh layaknya bayi prematur ini ke orang-orang di sekeliling kita, kita mengambil suatu resiko. Apakah orang-orang itu punya wawasan terhadap ide anda itu? Misalnya, seorang mahasiswa memperlihatkan bangku hasil kuliah Estetika Bentuk-nya(salah satu tugas jaman saya kuliah dulu- dimana kita diminta bikin bangku. Memikirkan dari segi estetika maupun kenyamanan fungsinya). Pamannya yang bankir bilang, “apaan tuh?” tapi pamannya yang orang desain produk akan berlutut, mengamati setiap segi bangku itu,dan manggut-manggut. “Idenya udah bagus. Tapi ergonominya masih kurang. Materialnya coba diganti, nanti pasti lebih bagus deh”.

Apakah anda memperlihatkan ide-ide anda ke khalayak yang sesuai? Khalayak yang bisa melihat potensi dari ide itu, and make it grow, and make it alive! Not just walk away and kill it.

I don’t need any great confidence to walk trough this path.
I’m not  choose to believe in myself.
I just choose to keep on going.

This video from a friend makes me wrote this post.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Workshop yang saya ikuti kemarin dinaungi oleh organisasi internasional “Room to Read” dan “Provisi Education”. Mereka menggelar banyak workshop: untuk editor dan fasilitator,workshop financial report, workshop untuk penulis, dan untuk ilustrator.  Untuk menghasilkan 14 buku anak. Picture children book, yang diperuntukkan untuk anak yang baru bisa membaca. Terdiri dari 20-an halaman, 1 halamannya hanya terdiri dari 1-3 kalimat. Saya baru dibangunkan kalo pic book is a serious matter. Ada organisasi yang rela menggelontorkan dana besar, menaruh peserta workshopnya di hotel berbintang, fasilitator utamanya berkeliling Asia memberikan materi, pertemuan untuk membahas revisi naskah dilakukan hingga keluar kota demi asistensi tatap muka.