Ada banyak
kali saya ingin mundur saja dari segala urusan nggambar, buku cerita,
kesenangan saya sama acara-acara diskusi,gathering, seminar tentang
penerbitan/nulis/nggambar. Karena banyak
yang komen, itu ga keren.Udah ga keren, ga menghasilkan sesuatu lagi.
Seakan-akan itu hanya pengisi waktu yang ga bertujuan buat apa dan mau kemana.
Apakah diri
saya berarti hanya ketika saya punya
value? I value a true friend who can see the real quality inside me without
have to wait that quality speaks quantity. Quantity di sini bisa diartikan
sebagai penghargaan,materi, dsb.
Sebuah ide,
sebuah peneropongan kita akan arah kita sendiri, kadang panjang jalannya.
Ketika kita mengeluarkan ide yang masih rapuh layaknya bayi prematur ini ke
orang-orang di sekeliling kita, kita mengambil suatu resiko. Apakah orang-orang
itu punya wawasan terhadap ide anda itu? Misalnya, seorang mahasiswa
memperlihatkan bangku hasil kuliah Estetika Bentuk-nya(salah satu tugas jaman saya kuliah dulu- dimana kita diminta bikin bangku. Memikirkan dari segi estetika maupun
kenyamanan fungsinya). Pamannya yang bankir bilang, “apaan tuh?” tapi pamannya
yang orang desain produk akan berlutut, mengamati setiap segi bangku itu,dan
manggut-manggut. “Idenya udah bagus. Tapi ergonominya masih kurang. Materialnya
coba diganti, nanti pasti lebih bagus deh”.
Apakah anda
memperlihatkan ide-ide anda ke khalayak yang sesuai? Khalayak yang bisa melihat
potensi dari ide itu, and make it grow,
and make it alive! Not just walk away and kill it.
I don’t need any great confidence to walk
trough this path.
I’m not
choose to believe in myself.
I just choose to keep on going.
This video from a friend makes me wrote this post.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Workshop
yang saya ikuti kemarin dinaungi oleh organisasi internasional “Room to Read”
dan “Provisi Education”. Mereka menggelar banyak workshop: untuk editor dan fasilitator,workshop
financial report, workshop untuk penulis, dan untuk ilustrator. Untuk menghasilkan 14 buku anak. Picture children book, yang
diperuntukkan untuk anak yang baru bisa membaca. Terdiri dari 20-an halaman, 1
halamannya hanya terdiri dari 1-3 kalimat. Saya baru dibangunkan kalo pic book is a serious matter. Ada
organisasi yang rela menggelontorkan dana besar, menaruh peserta workshopnya di
hotel berbintang, fasilitator utamanya berkeliling Asia memberikan materi,
pertemuan untuk membahas revisi naskah dilakukan hingga keluar kota demi
asistensi tatap muka.
No comments:
Post a Comment