Ketika memandang wajah anak lelakiku yang hampir berumur 3 tahun, beragam
perasaan campur aduk dalam hatiku.
Bangga dan terharu,bahwa anak ini bisa mencapai milestone-milestone
pentingnya, dalam 3 tahun pertama hidupnya.
Bertumbuh menjadi manusia kecil, bicara sangat lancar, berjalan,
melompat, berlari, makan sendiri, hampir lulus sebagian toilet training...
pencapaian-pencapaian ‘kecil’ dalam kurun waktu hidupnya, yang akan berpengaruh
banyak untuk masa dewasanya.
Sejak Keanu berumur 2tahun 9 bulan, saya berusaha mengembalikan separuh
dari aktivitas saya dulu, ketika belum mempunyai anak. Amat tidak mudah mengatur waktu untuk bisa
fokus dan produktif, sementara distraksi pekerjaan rumah tangga dan urusan anak
selalu ada saja. In the daylight, nyaris tidk mungkin bagi saya duduk manis di
depan komputer, karena Keanu pasti memanjat dan minta diputarkan film down
load-an. Beberapa kali saya mencoba untuk bekerja di luar. Di coffee
shop(warung kopi) dekat rumah, membawa berkas-berkas yang bisa saya selesaikan
secara manual, sambil menunggu waktu 2-3 jam berlalu dan tergesa pulang ke
rumah. Ada kalanya untuk urusan yang
lebih panjang, saya berada hampir 7 jam di luar rumah, yang artinya Keanu
bersama Bibi selama itu.
Suatu hari, setelah hampir 2 bulan beraktivitas di luar rumah, yang satu
perasaan yang mendominasi: Perasaan tidak nyaman meninggalkan Keanu di rumah
dalam waktu yang lama, hanya dalam pengawasan si bibi.
Kalau bisa memilih, ingin sekali bisa bekerja di rumah, Keanu tidak apa dipegang orang lain, tapi saya kan
bisa melihat dan mendengar apa yang dia lakukan. Hari ini dan kemarin, syukur
puji Tuhan, Keanu membiarkan saya dan ayahnya mengerjakan administrasi proyek
hampir 3 jam nonstop. Sebelum jam 13.00 siang, jam ngantuknya, ia tidak terlalu
rewel ingin sama2 duduk di meja kerja. Ini buat saya ideal sekali. Setengah
hari, untuk permulaan, sudah cukup.
No comments:
Post a Comment