Thursday, December 3, 2015
Pi Bo Id Mo
Pi Bo Id Mo adalah event tahunan, dimana penulis buku anak atau siapapun yang berminat menulis buku anak mengumpulkan ide selama 30 hari. Ide itu bisa berupa karakter, nama, kata yang inspirasional, atau bahkan sudah berupa manuskrip. Tidak susah, tapi tidak mudah juga.
Yang paling menyenangkan, setiap hari ada blog p[ost dari penggiat buku anak, dan posting-posting itu sungguh memberi makanan bergizi untuk otak saya.
Saat ini event sudah hampir berakhir, dan syukurlah saya bisa menepati target 30 ide. Time for execution! Hadiah yang paling dinanti adalah 13 orang yang terpilih untuk mendapatkan kritik dari agen buku anak. Cross my finger!
Sunday, May 10, 2015
Ballons Over Broadway
I've just watch "Balloons Over Broadway", a book by Melissa Sweet. I'm impressed by Tony Sarg, the man who run the show. He makes marrionette, design a puppet show for Macy's window on Thanksgiving Day, and he design a parade for Macy's yearly carnival.
But I'm even more impressed by Melissa Sweet who make Tony's story into children's storybook. In a veeery very good way. Melissa know the importance of bringing those ideas, creativity, and magical things of what Tony do, to children .
One of the book's page. Showing how Tony make a mechanic system composing his show, and even sweing costume for the puppet. I really love the way Melissa compose this page, as if this is Tony's diary himself.
Another page of the book
Link on Macys parade:
http://laughingsquid.com/macys-thanksgiving-day-parades-through-the-years/
Link on Melissa's book:
http://www.amazon.com/Balloons-over-Broadway-Puppeteer-Education/dp/0547199457
Link on Tony's marionette:
https://www.youtube.com/watch?v=6ieDZOkVZkU
Wednesday, April 15, 2015
Writer Workshop,Room to Read and Litara
Workshop ini diadakan di Lembang,San Gria, 27-30 Januari 2015. Diadakan oleh Room to Read bekerja sama dengan Litara yang semakin hari semakin menginspirasi saya.
Saya adalah wakil dari Litara bersama 6 orang lainnya. Agak mengejutkan juga bagi saya, "nyangkut" di writer workshop. Ini bukan tanpa usaha loh,karena penyaringan peserta workshop dimulai dari kompetisi menulis cerita anak sebanyak 200 kata.sama skali bukan perkara mudah. 200 kata itu dikit banget.Supaya lebih 'menjual' di mata para juri, tentu saja saya kasih gambar,jd picture book 24 halaman.walau saya ragu itu ngaruh.Para editor Litara bukanlah orang2 yang mudah dialihkan fokusnya....hehee...
This workshop is very precious for me.Materinya "dalam", dan saya bertemu dunia (termasuk teman2) baru yang ternyata saya nantikan kemunculannya ;)
Ini adalah share saya tentang materinya. Semoga cukup jelas terbaca tulisan tangan saya.
Habiskan kuota mu!-Maret 2015
When the baby’s born, I loose
freedom, I loose values that I thought I won’t sacrifice, I loose quality time with my
hubby, sisters, and parents, or you can simply say I’m lost.
Membesarkan anak adalah sebuah investasi
yang kita tidak bisa tahu dimana ujungnya. Bagi cewek modern yang kenal kuliah,
mall, dan pernah berpenghasilan, tinggal di rumah membesarkan anak is an everyday question:
”What
the h*ll am I doing here? Do I look like a mop? (Karena udah kelima kalinya membersihkan berbagai
tumpahan)
“Apakah ini sebanding dengan apa yang
gue korbankan?”
Walaupun sebenarnya kamu sedang membesarkan
seorang anak manusia. Walaupun siapapun tahu, pahlawan terbesar dimuka bumi
inipun suatu hari pernah juga jadi bayi dan balita.
Tetap saja, begitu susah menilai diri
sendiri.... sebagai seorang ibu. Sebagai manusia yang punya mimpinya sendiri.
Lakukanlah yang terbaik apa yang ada
depanmu. Bring your best capabilities.
Habiskan kuotamu! Nobody know, it will
bring you somewhere. Pel kotor? Cuci! Makanan dilepeh-lepeh? Besok bikin
lagi! Ada kontes yang selama ini beda dengan keahlianmu? If it’s feels right, why not try it?
If
you don’t know where to go, any road will get you there.
I
always try to find some place I might fit in. And somehow, I guess I see a
light. Tuhan tidak menutup mata.
Jadi, untuk saya, Tuhan mengajar saya
dengan tahun-tahun yang telah lewat. Ia ijinkan saya menelaah kembali hidup
saya. Buat apa kedua tangan ini. Buat apa otak ini. Bukan ‘cuma’ untuk
memikirkan karir. Uang. Mengejar kenyamanan hidup.. Tapi pertama-tama, untuk merawat kehidupan.
Tanganku, harus belajar memasak. Harus belajar membersihkan, harus tega
memegang feses, harus mau menyedot ingus. Otakku, harus mampu memikirkan menu
seminggu. Harus bertahan terhadap gempuran emosi. Harus mampu memeluk dan
menghibur si kecil, saat kemarahan dan tangis sebenarnya menggelegak di dalam.
Then
after years,I must say, for moms who choose staying at home.... Let’s not loose
our faith. Your little one deserve you. (Ur time, Ur money, ur energy, ur nap,
ur missed lunch/dinner/breakfast, Ur cook, Ur funny face, Ur kiss on her boo
boo) I guess at least until they are about 5 years old, as my mother in law
told me. Until now I’m still not very sure, does my investment having a good
portfolio, but well, I choose to keep it with me. Hold it
tight.
Happy Second Mother Birthday-around Sept 2013
I'm thinking a lot putting this post on the blog. It feels too personal. But hey,I already suffered for about 2 years becos I'm thinking I'm the only one who think such a thing like this. When my son already going to school and I meet more people(Moms), then I know these feelings are normal.But, it can be a monster if you do not have any ventilation. I wish I knew sooner that it's okay to hate some part of my duty as a mother. Cos anyway, I knew that it's just temporary. Soon my boy will be a big kid, and I don't want to feel sorry for things i don't do for him just because I'm whining for myself on his early years. So here it is. Mothers of toddler years, be strong and have fun. You're not crazy at all.
If there’s something can affect me so much, it’s
having a kid.
Dualisme sakit dan gairah bangga/senang adalah sensasi
yang terjadi, persis seperti peristiwa kelahiran.
He robed my budget
for buying chick-lit and useless-small pretty things.
He caused me ended up in a 1
year-without-haircut
Dia menjauhkan gue dari cat,pensil, scanner,
browsing beautiful things, dan membuat gue mempertanyakan keberadaan gue
sebagai makhluk berkemampuan kerja profesional.
He tested my endurance. On 10 pm he falls asleep.
I’m going out. Eat a full plate of rice. On 11 he cries. I breastfeed, and he sleeps
again. I’m going out again. Cook some vegetables and onion for his breakfast.
And he cries again. I made him some
milk. And he asleep. I opened the door, and he cries again. There goes my midnight me time, and the breakfast that haven’t done yet. What I hate most, when the boy already wake up early in the morning, and there's no food to eat.
If there’s something I wanted to tell, it will
be:”Hey world, I’m excruciatingly in pain!”
On this point,
Would you change it with……
living abroad, maybe?in a beautiful apartment,
going fabulous place with Sam?
“no”
Noted as a gifted illustrator, received wide
publication, and traveling around the world?
“no”
Got a job for ur own children storybook, paid very well?
“no”
If you ask me, yes I hate it so much, but will I trade it with something else? My answer is,
Kata Float
dalam lagu “Sementara”,
Percayalah hati lebih dari ini
Pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah lara
Jangan henti disini
Happy second mother birthday. To me.
Let's Try It - Desember 2014
Ketika memandang wajah anak lelakiku yang hampir berumur 3 tahun, beragam
perasaan campur aduk dalam hatiku.
Bangga dan terharu,bahwa anak ini bisa mencapai milestone-milestone
pentingnya, dalam 3 tahun pertama hidupnya.
Bertumbuh menjadi manusia kecil, bicara sangat lancar, berjalan,
melompat, berlari, makan sendiri, hampir lulus sebagian toilet training...
pencapaian-pencapaian ‘kecil’ dalam kurun waktu hidupnya, yang akan berpengaruh
banyak untuk masa dewasanya.
Sejak Keanu berumur 2tahun 9 bulan, saya berusaha mengembalikan separuh
dari aktivitas saya dulu, ketika belum mempunyai anak. Amat tidak mudah mengatur waktu untuk bisa
fokus dan produktif, sementara distraksi pekerjaan rumah tangga dan urusan anak
selalu ada saja. In the daylight, nyaris tidk mungkin bagi saya duduk manis di
depan komputer, karena Keanu pasti memanjat dan minta diputarkan film down
load-an. Beberapa kali saya mencoba untuk bekerja di luar. Di coffee
shop(warung kopi) dekat rumah, membawa berkas-berkas yang bisa saya selesaikan
secara manual, sambil menunggu waktu 2-3 jam berlalu dan tergesa pulang ke
rumah. Ada kalanya untuk urusan yang
lebih panjang, saya berada hampir 7 jam di luar rumah, yang artinya Keanu
bersama Bibi selama itu.
Suatu hari, setelah hampir 2 bulan beraktivitas di luar rumah, yang satu
perasaan yang mendominasi: Perasaan tidak nyaman meninggalkan Keanu di rumah
dalam waktu yang lama, hanya dalam pengawasan si bibi.
Kalau bisa memilih, ingin sekali bisa bekerja di rumah, Keanu tidak apa dipegang orang lain, tapi saya kan
bisa melihat dan mendengar apa yang dia lakukan. Hari ini dan kemarin, syukur
puji Tuhan, Keanu membiarkan saya dan ayahnya mengerjakan administrasi proyek
hampir 3 jam nonstop. Sebelum jam 13.00 siang, jam ngantuknya, ia tidak terlalu
rewel ingin sama2 duduk di meja kerja. Ini buat saya ideal sekali. Setengah
hari, untuk permulaan, sudah cukup.
Ada banyak kali saya ingin mundur saja
Ada banyak
kali saya ingin mundur saja dari segala urusan nggambar, buku cerita,
kesenangan saya sama acara-acara diskusi,gathering, seminar tentang
penerbitan/nulis/nggambar. Karena banyak
yang komen, itu ga keren.Udah ga keren, ga menghasilkan sesuatu lagi.
Seakan-akan itu hanya pengisi waktu yang ga bertujuan buat apa dan mau kemana.
Apakah diri
saya berarti hanya ketika saya punya
value? I value a true friend who can see the real quality inside me without
have to wait that quality speaks quantity. Quantity di sini bisa diartikan
sebagai penghargaan,materi, dsb.
Sebuah ide,
sebuah peneropongan kita akan arah kita sendiri, kadang panjang jalannya.
Ketika kita mengeluarkan ide yang masih rapuh layaknya bayi prematur ini ke
orang-orang di sekeliling kita, kita mengambil suatu resiko. Apakah orang-orang
itu punya wawasan terhadap ide anda itu? Misalnya, seorang mahasiswa
memperlihatkan bangku hasil kuliah Estetika Bentuk-nya(salah satu tugas jaman saya kuliah dulu- dimana kita diminta bikin bangku. Memikirkan dari segi estetika maupun
kenyamanan fungsinya). Pamannya yang bankir bilang, “apaan tuh?” tapi pamannya
yang orang desain produk akan berlutut, mengamati setiap segi bangku itu,dan
manggut-manggut. “Idenya udah bagus. Tapi ergonominya masih kurang. Materialnya
coba diganti, nanti pasti lebih bagus deh”.
Apakah anda
memperlihatkan ide-ide anda ke khalayak yang sesuai? Khalayak yang bisa melihat
potensi dari ide itu, and make it grow,
and make it alive! Not just walk away and kill it.
I don’t need any great confidence to walk
trough this path.
I’m not
choose to believe in myself.
I just choose to keep on going.
This video from a friend makes me wrote this post.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Workshop
yang saya ikuti kemarin dinaungi oleh organisasi internasional “Room to Read”
dan “Provisi Education”. Mereka menggelar banyak workshop: untuk editor dan fasilitator,workshop
financial report, workshop untuk penulis, dan untuk ilustrator. Untuk menghasilkan 14 buku anak. Picture children book, yang
diperuntukkan untuk anak yang baru bisa membaca. Terdiri dari 20-an halaman, 1
halamannya hanya terdiri dari 1-3 kalimat. Saya baru dibangunkan kalo pic book is a serious matter. Ada
organisasi yang rela menggelontorkan dana besar, menaruh peserta workshopnya di
hotel berbintang, fasilitator utamanya berkeliling Asia memberikan materi,
pertemuan untuk membahas revisi naskah dilakukan hingga keluar kota demi
asistensi tatap muka.
Saturday, March 7, 2015
Seni Merawat Jiwa
Pekerja seni dikenal seringkali seret mendapatkan rupiah, makanya orang tua-orang tua kebanyakan menolak anaknya masuk pendidikan tinggi senirupa,seni tekstil,seni musik, sastra, atau bentuk kesenian lainnya.
Memanglah kita punya jarak lebih jauh dalam menentukan ekonomi negara dan perusahaan dan perorangan. Kita tak serta merta punya arti dalam perputaran barang, dari yang primer seperti sayuran dan bahan pokok, hingga tersier seperti jual beli komputer atau mobil.
Tapi berkesenian merawat jiwa, bukan? Dan bukankah itu adalah modal negara agar rakyatnya sehat, bahagia, sehingga kreatif menciptakan inobasi-inovasi demi kemajuan bangsa. Jiwa yang berbahagia, punya aura bersih, erat dengan kejujuran dan ketulusan.
Tengoklah artikel KOMPAS sabtu (07/03/2015), "Menyanyikan Kegembiraan dengan Sederhana". Bercerita tentang duet Ukulele-vokal Meicy dan Arum yang menamakan dirinya Tetangga Pak Gesang. Suatu kali mereka datang ke RS Hasan Sadikin, dan bernyanyi di ruang rawat kanker anak.
Saya sungguh terharu membaca kalimat terakhir. Bukankah kegembiraan bernyanyi yang bisa meluluhkan bekunya hati seorang gadis kecil? Dan bukankah itu sesuatu yang sangat berharga, mendapatkan kembali semangat seorang anak, yang walaupun hasilnya baru bisa dipanen nanti-nanti, tapi mungkin lebih berarti dari nilai saham yang setiap hari berubah, urusan cabe dan sayuran yang kian hari kian mahal saja, dan urusan-urusan perut lainnya.
Kadang kita dibutakan oleh urusan perut tersebut, bukan? Padahal urusan kita ada yang jangka panjang, ada yang jangka pendek. Isi perut jangka pendek. Merawat hati dan jiwa urusan jangka panjang, yang, nantinya akan berpengaruh lagi pada urusan perut.
Bisakah kita bersinergi? Andaikan pemerintah dan pemilik kapital mau sedikit berjibaku bekerja sama dengan seniman-seniman kelas teri dan menggunakan kekayaan budaya maupun alam lokal dalam setiap urusan promosi, pengadaan barang, perencanaan program,dan lain sebagainya. Mungkin pekerja seni di Indonesia bisa sedikit melonggarkan ikat pinggang, dan orang tua-orang tua tak lagi melarang anaknya masuk sekolah seni.
Subscribe to:
Posts (Atom)